Kaitan antara Surah AN Nur Ayat 35 dengan adanya Kelistrikan
Surat An Nur Ayat 35, berbunyi :
Tafsiran :
35.	 Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[1040], yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[1039] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain. 
[1040] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik. 
Penjelasan :
Al-Qur'an tidak hanya menceritakan tentang Ibadah saja, kehidupan ataupun sejarah,    akan  tetapi  Al-Qur'an juga berbicara tentang ilmu pengetahuan dan  teknologi (dalam hal ini listrik) seperti surat An Nur ayat 35, yang artinya: "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus,   yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca, kaca itu seakan-akan bintang   (yang bercahaya) seperti mutiara,…"
Apabila kita amati sebuah bola lampu yang diletakkan di dinding dalam ruangan yang gelap, ketika lampu dinyalakan akan  memberikan cahaya/pelita ke seluruh ruangan, bola       lampu tersebut seperti sebuah lubang yang bercahaya dan cahayanya tidak tembus ke ruangan lainnya. Bola lampu ditutupi oleh kaca yang kedap udara yang berguna untuk menimbulkan   radiasi  pada kumparan yang  ada dalam kaca. Efek cahaya itu akan  semakin jelas terlihat     apabila lampu tersebut ditempatkan  semakin tinggi, bagaikan  sebuah bintang yang bersinar. 
Ayat selanjutnya berbunyi: "… yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang   banyak berkahnya (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api, cahaya di atas cahaya, …" 
Hal yang  paling menarik bagi penulis adalah kalimat "… yang tumbuh tidak di        sebelah timur  dan tidak pula di sebelah barat …", apabila kita memperhatikan arah  mata  angin, kalau bukan arah timur dan barat, bukankah ini berarti utara dan selatan, padahal     utara dan selatan adalah  kutub magnet, magnet (elektro magnetik) berguna sebagai                pembangkit induksi listrik untuk menghasilkan energi listrik. 
Ada penemuan ilmiah penting yang terjadi sejak sepuluh  tahun, ketika para ilmuwan           mencermati keberadaan gelombang listrik yang dikeluarkan tubuh  manusia. Kemudian        mereka melanjutkan penelitian dan  menemukan bahwa segala sesuatu di sekitar kita juga    mengeluarkan gelombang listrik. Jadi, segala sesuatu di alam semesta ini bergetar secara      mencengangkan, seolah-olah  mereka bertasbih kepada Penciptanya,  tetapi  kita tidak bisa   memahami tasbih tersebut! 
Yang dimaksud dengan gelombang di sini adalah gelombang terbatas yang terjadi     dalam    setiap benda, karena kita semua tahu bahwa segala sesuatu di sekitar kita terbuat dari atom-atom, dan atom-atom tersebut selalu dalam keadaan bergetar. Karena itu, gelombang    atom-atom tersebut menyebabkan munculnya medan elektro-magnetik, dan itulah yang            diungkapkan para ilmuan akhir-akhir ini. 
Dr. Royal R. Rife menemukan bahwa makanan  itu memiliki gelombang                     elektro-magnetik yang bisa diukur.  Ia juga menemukan bahwa minyak memiliki lebih           banyak gelombang; gelombang yang dimunculkan manusia di atas 60 osilasi;  dan juga ada   beberapa makanan seperti makanan  dalam kemasan kaleng tidak memiliki gelombang.         Sedangkan daun kering memiliki gelombang sekitar 20 osilasi per detik. 
Tetapi, yang mengejutkan baginya adalah ia menemukan gelombang yang paling tinggi ada pada minyak yang mencapai 320 osilasi per detik. Gelombang ini hampir menyamai gelombang pada cahaya. 
Karena itu, al-Qur’an mengungkapkan fakta ini dengan kalimat, ‘Yang minyaknya     (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.’  Allah memberikan           keistimewaan  ini hanya pada minyak, bukan pada benda lain. Yaitu keistimewaan cahaya     yang    tidak bisa kita lihat! 
Dan para ilmuwan menemukan bahwa kuantitas energi pada minyak zaitun secara      khusus itu sangat tinggi, hingga energi tersebut membuatnya dapat dijadikan obat untuk lebih dari seratus penyakit, di antaranya adalah penyakit kanker. 
Daftar Pustaka : 
1.	eramuslim.com 
2.	Ir. Dian Fansuri Nainggolan
Sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Perumnas Medan II
.png) 
 
.png) 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar