Hidup Itu Penuh Rintangan, Semangat Yuks

hidup itu rumit/kenny

Hallo Lurs...

Gak tau kenapa, aku lebih suka menyapa dengan kata Lurs, yang kependekan dari sedulur.

Membicarakan tentang tekanan hidup, pasti setiap orang mempunyai pengalaman tersendiri. Mulai dari yang menyenangkan, hingga yang membuat mengelus dada. Artinya, karena sangat jeleknya, hati tak kuasa menahan rasa sakit. 

Tekanan hidup yang menyenangkan itu bagaikan menemukan emas sebesar kepala sapi ditumpukkan kotoran kerbau (letong). Apalagi yang masih hangat, hm, ditangan terasa nyaman untuk tetap memegang. Ditambah lagi keadaan alam yang kurang bersahabat, semisal dingin atau baru turun hujan. 

Hati itu seakan-akan terbang bebas di udara. Bebas tanpa ada tali pengikat. Mau kemana saja bisa, mau beli apa saja juga bisa. Itu baru sebatas tentang harta, apalagi jika kebahagiaan itu sesuai impiannya. Jauh lebih senang lagi. 

Kalau pun ada tekanan hidup yang menyenangkan, semua orang pasti akan memilihnya. Kenyataannya, tekanan hidup bukan tentang kesenangan. Tetapi lebih mengarah ke proses untuk mencapai impian. 

Ketika seseorang menginginkan sesuatu, dia akan selalu berusaha. Saat menjalani usaha itu, pasti akan menemukan hambatan dan rintangan yang tak sedikit. Adakalanya harus dihadapi dengan lari, sembunyi-sembunyi, atau bahkan dengan pengorbanan.

Diriku pun tak luput dari yang namanya tekanan, aku punya keinginan yang besar, menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat. Salah satunya ingin bekerja di perusahaan yang besar dan bonafit, serta bisa melanjutkan studi jenjang pascasarjana di luar negeri. 

Akan tetapi, semua itu tak semulus ekspetasi. Persiapan yang diperlukan harus benar-benar matang. Mulai dari kesiapan diri sendiri, perbekalan, hingga dokumen yang dipersyaratkan. Hal itu menjadi tekanan tersendiri, selain tekanan lain yang dirasakan.

1. Pertama, ketidakseriusan dalam belajar saat kuliah. 

kurang serius belajar/yusufari

Kesempatan kuliah itu  suatu keberuntungan. Bisa merasakan bangku perkuliahan adalah impian setiap orang. Dari ribuan pemuda, hanya sedikit yang bisa mendapatkan kenikmatan itu. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya faktor ekonomi. Selain itu, persaingan antara calon mahasiswa juga sangat tinggi, sedangkan bangku perkuliahan hanya terbatas. 

Alhamdulillah, saya bisa mendapatkan kesempatan menikmati bangku perkuliahan. Melalui beasiswa yang diselenggarakan kampus. Mengambil mata kuliah elektro itu bukan tanpa sebab. Awalnya, saya benar-benar ingin lepas dari jurusan sewaktu di bangku SMK. Jurusan yang ku ambil di SMK, bukan karena kehendak sendiri, akan tetapi hanya mengikuti arahan kakak tingkat. 

Disitulah awal kesalahan, mengira seusai lulus akan segera mendapatkan pekerjaan. Setelah lulus, aku pun menyesal, kenapa dulu kurang  serius. Sehingga tak bisa menguasai materi sekolah.

Sekarang, kuliah juga sama, ingin berusaha lebih baik dari sebelumnya. Lambat laun, materi semakin rumit, sedangkan dasar teknik sendiri belum menguasai. Kata dosen, kuliah itu hanya 1/3 waktu, sedangkan yang lainnya belajar sendiri. Materi tiap semester yang selalu berbeda, membuat materi sebelumnya hilang tanpa jejak. 

Hal yang membuat penyesalan, sewaktu luang hanya digunakan untuk menonton televisi, tidur, malas gerak dan intinya hanya di rumah dan santai-santai. Tak ku sangka, setiap hari teknologi semakin berkembang dan canggih. Maraknya teknologi membuat diri ini harus selalu mengikuti. Namun, untuk mengikuti semuanya tidaklah mudah, perlu niat dan kesungguhan. 

Ya, karena sifat yang terlalu kurang semangat, setiap menemukan kesulitan, langsung bosan, dan berhenti begitu saja. Jujur, bukannya kurang semangat. Akan tetapi, bingung memilih materi yang hendak dikembangkan. Saking banyaknya pilihan, bahkan saingan di dunia kerja. Bahkan, materi yang ku pelajari, juga dipelajari dilain jurusan, seperti teknik fisika, matematika, informasi, dan masih banyak lagi.

Materi kuliah sebenarnya masih umum, sedangkan perkembangannya sangat luas. Mau mendalami matlab atau bahasa python. Semuanya sama-sama sulit. Matlab sendiri berbayar dan harganya juga lumayan besar. Sedangkan python itu gratis, akan tetapi laptop yang ku gunakan kurang mendukung. Apalagi saat digunakan untuk pengolahan citra. 

Kedua, tekanan selanjutnya mengenai umur.

bertambah umur/lucian

Umur itu selalu bertambah, sebaliknya jatah hidup di dunia semakin berkurang. Di usia ku yang sudah menginjak 1/4 abad, memberikan tekanan tersendiri. Apalagi sudah lulus kuliah, masih menganggur. Belum mendapatkan pekerjaan, ditambah ilmu elektro yang tidak masuk keseluruhan untuk dipahami.

Orang tua menginginkan aku bekerja. Teman sebayaku sudah bekerja, itu yang mendasari beliau. Apalagi melihat remaja seumuran ku sudah bekerja, menjadi start up. Sukses membangun usaha. Membuat hati semakin meronta. Padahal sudah memasukan lamaran ke perusahaan, belum ada jawaban bahkan ada penolakan. 

Semua ini mungkin karena diriku sendiri. Menjadi anak rumahan yang jarang bergaul keluar. Menghabiskan waktu di rumah. Ingin kerja yang tidak membutuhkan tenaga ekstra, namun gaji ingin mulus. Meskipun selama ini, aku berusaha mengulang materi, tetap saja berhenti di tengah jalan.

3. Tekanan hidup antara kurangnya kemampuan dan usia menjadi permasalahan utama.

kemampuan/yusufari


Menyikapi semua ini, seharusnya aku mulai memotivasi diriku sendiri. Tidak bergantung kepada orang lain. Memang paling sulit memotivasi diri sendiri. Tak mudah bagi anak rumahan yang jarang bergaul untuk memiliki pikiran yang luas dan pengalaman yang banyak. 

Barang kali, mulai dari belajar diliterasi, akan membuka wawasan ku lebih open-minded. Apalagi orang tua yang usianya semakin senja. Tak mungkin setiap hari selalu meminta uang kepada beliau. Meskipun aku bukan perencana yang baik, yang selalu gagal menjalankan rencana yang telah dibuat. Aku harus tetap berjuang, baik untuk kesuksesan dunia maupun akhirat. Tentu saja, memulai membuka diri bergaul dengan orang-orang yang lebih sukses. Insyaallah akan menjadi lebih mudah. Konsekuensinya harus menghilangkan rasa malu untuk bersosialisasi. Serta memperbaiki ibadah agar lebih disayang Alloh.


#NgabubuwriteWithPenulisGarut

http://www.penulisgarut.web.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kotaku Yogyakarta Penuh dengan Wisata Menarik

  unsplash.com/nugroho Oke Lurs,  Pada kali ini, kita akan bercerita tentang daerah asalku, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta. Nah, panggilan...