Hari Pertama di Bumi Wali
Pengalaman pertamaku untuk mencoba hidup merantau di daerah lain itu ibarat kita mau hidup mandiri. Tak pernah aku bisa keluar sejauh ini untuk mencari pengalaman. Setidaknya mulai dari sini aku bisa mencoba untuk merencanakan masa depan.
Paman ku saja berkata, kenapa harus jauh -jauh, toh itu hanya syarat saja?.
Walaupun syarat itu adalah hal pengalaman yang harus kumiliki, sejauh ini mungkin beliau sudah memiliki banyak pengalaman yang berharga, bahkan bisa kuliah di Luar Negeri. InsyaAlloh jika Alloh menghendaki aku pun bisa seperti beliau, bahkan melebihi. Targetku memang 3,5 tahun. Semoga Alloh meridhoi dan semoga ada jalan yang mudah , karena memang KP dan Yudisium jaraknya hanya satu bulan, itupun seminar Judul baru Akhir bulan depan.
Berdoa dan berusaha adalah kunci keberhasilan kita, berusaha dengan sebaik-baiknya agar kita bisa meraih cita-cita yang diharapkan. Apalagi disini kita masih muda, dan aku sendiri kurang srawung, alias sewaktu masih di Jogja berada dirumah terus, tidak pergi mencari pengalaman dan wawasan. Sebenarnya rugi sih rugi, akan tetapi apa yang telah dilalui kita jadikan acuan agar menjadi lebih baik.
Okedeh, segitu saja untuk pemaparan isi cerita, kita mulai..
Malam pukul 10.00 aku dijemput temanku Nove, hal pertama yang membuatku bingung, apakah semua barangku bisa ke bawa, padahal disini hanya ada sedikit tempat, naik Motor dari Jogja ke Bumi Wali. Terpaksa beberpa barangku aku tinggal dirumah, semoga saja semua yang ku bawa menjadi barokah.
Perjalananku terhenti sebentar di sebuah minimarket jalan Jogja-Solo. Sewaktu kami mau berangkat, ada seorang ibu meminta bantuan untuk mendorong mobil karena mogok. Deg, aku sempat bingung, apa itu sih..? Lalu ku tanyakan temenku agar dia yang berkomunikasi.
Pertama kali mendorong mobil itu bingung, bagian apa yng harus ku pegang, lalu kami dorong bersama-sama, 2 -3 kali dorongan maasih belum bisa, padahal kaki sudah berlari bak kuda balapan. Pakai sepatu safety lagi. Sama yang punya bilang, " sudah saja mas, nanti biar saya panggil tukangnya",
Cekidot, kami langsung balik ke minimarket untuk ambil kendaraan.
Sesampai di minimarket kami diberikan uang sama ibunya, kami bukannya gak mau menerima, kami berusaha menjadi orang yang ikhlas, bisa membantu sesama.
Perjalnan kami lanjutkan, melewati Klaten - Solo - Mojosongo baru Sragen, berhenti sejenak di Sragen untuk foto bersama patung gading di alun-alunnya, sepi sih tapi lumayan enak buat istirahat. satu hal yang harus kalian tahu, Kliteh gak hanya ada di Jogja, kalau di Sragen Kliteh itu sebuah nama dusun di utara alun-alun Sragen. Perjalanan berlanjut melewati hutan Ngawi yang konon sangat lebat, lalu entah dimana itu, setahuku Kawengan, masih hutan yang sepi dan jarang dilewati pengunjunag, karena masih ada beberapa proses perbaikan jalan. Sepi banget sampai melihat benda seakan itu bisa berupa sosok manusia.. Gak takut sih, cuma kaget, Kalau takut masih ada Alloh yang melindungi.
Gantian tidur dijalan membuat gerakan aneh sobat, kita tahu kan pakai motor bonceng dibelakang sambil tiduran, bisa oleng ke kanan - kiri depan bahkan belakang, untung ya enggak ngeblak (terjungkir ke belakang). Sebenarnya ingin melek, tapi kok mata tetap saja terpejam meskipun sudah oleng kemana saja.
Sekitar jam 4, kami tiba di Bumi Wali sambil bersandar di sebuah Masjid sebelum melihat tempat penginapan. Baru pertama tiba tapi ada bapak yang ngurusi masjid pula, enggak minta sih tapi dikasih sebungkus nasi beserta lauknya. Mungkin makanan khas situkan, ada parutan kelapa pedas disertai ketan. Enak tapi pedas... hahaha
Jam 7 lebih 14 kami menuju lokasi penginapan yang direkomendasikan mas Wahyu, kami lihat masih kotor dan belum dibersihkan. lokasinya di atas kios barokah utara Kecamatan Merak Urak. Bingung ini, mau diambil apa tidak, setelah melihat kamar mandi yang dipakai naruh sangkar pula. Belum bisa saya putuskan ta.
Lalu ku urus surat pengantar BPJS dulu di Kota, harus putar balik karena jalan searah, padahal kantornya pas di seberang lampu merah. Pakai pas HP sendiri ternyata malah hang dan lelet, pakai HP Nove lagi deh.
Prosesnya ku kira lama, ternyata hanya diberikan surat pengantar saja. Semoga Alloh senantiasa memberikan kesehatan yang barokah selama di Bumi Wali.
Seusia itu kami coba melihat lokasi magang, barang kali ada hal yang menarik sambil mencari kos. Banyak kos yang tersedia, tapi aku bilang nanti dulu. Alhasil agak jauh dari kos itu menemukan papan nama kos, kami ikuti dan kos nya juga berada di depan Pabrik dengan Kamar mandi dalam. Satu kamar berdua dihitung 600 ribu.
Mau ambil tapi enggak dulu, barang sudah ku titipkan di mushola kamar. Kulihat kamar dekat masjid Merakurak, karena MT baru belum dapat, boleh itu dimintai amal sholih jadi ashabul masjid. Tapi berat kayaknya, ya udah kami ambil dekat pabrik saja agar lebih cepat berangkat, toh hanya 100 meteran. kalau dari masjid tadi sekitar 9 KM.
Siang hari mau coba mie ayam, eh ternyata mie keriting yang dipakai, walaupun sayur dan ayamnya enggak banyak, cukuplah buat ngisi perut lapar. Sepertinya mie jarang yang suka disini,lebih enak makan nasi.
Sorenya berada di kos, ketemu bapak pemiliknya langsung saja kami bayarkan setelah dibersihkan, niatnya mau ketemu sama mbak yang sebelumnya, tapi ternyata sudah pulang duluan
Malamnya mau cari ayam e, sudah tutup dan akhirnya mie rebus dong, mie goreng kasih kuah pakai kompor darurat nya Nove.
Habis itu tidur deh... Oke untuk hari pertama ku cukup smapi disitu yaak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar